
Untuk dapat merancang program inovasi dengan pendekatan journey, kita perlu terlebih dahulu mempelajari, menganalisis dan menetapkan teori-teori perubahan yang paling relevan dengan sektor industri dan/atau kategori teknologi yang akan difasilitasi oleh program inkubasi / inovasi kita.
Teori Perubahan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang ideal atau paling baik untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dalam hal merancang program inkubasi, pola pikir teori perubahan dapat kita gunakan untuk memahami bagaimana skenario terbaik (paling memungkinkan) untuk dapat menghasilkan startup atau hasil tertentu sesuai dengan kriteria yang kita harapkan.
Customer Development
Salah satu teori perubahan yang sesuai untuk pengembangan bisnis inovatif adalah kerangka Customer Development, yang diperkenalkan oleh Steve Blank. Kerangka inilah yang kemudian menginspirasi lahirnya metodologi Lean Startup oleh Eric Ries. Kerangka ini juga sangat sesuai dengan pola perkembangan bisnis dari banyak startup sukses di tingkat global, yang umumnya mengikuti grafik pertumbuhan “hockey stick” (tongkat yang digunakan pada olahraga hoki); yaitu landai di awal hingga suatu titik kemudian memiliki pertumbuhan yang pesat.
Kerangka ini melihat perkembangan produk dan bisnis inovatif dari aspek adopsi pengguna dan pengembangan pasarnya. Secara singkat, Customer Development menjelaskan bahwa untuk membangun bisnis inovatif dengan resiko yang minimal, tahapan-tahapan utama yang harus dilalui adalah customer discovery (identifikasi calon pelanggan dan kebutuhannya), customer validation (pengujian solusi kepada pengguna awal dan penyempurnaan solusi), customer creation (penetrasi pasar) dan company building (penguatan infrastruktur bisnis dan ekspansi lanjutan).
Technology Readiness Level
Selain Customer Development, juga ada kerangka lain yang berkaitan dengan perkembangan suatu proses inovasi, khususnya inovasi yang berbasis teknologi. Kerangka tersebut adalah Technology Readiness Level, yang menjelaskan tingkat kesiapan teknologi untuk diterapkan secara luas. TRL mengelompokkan tingkat kesiapan suatu teknologi dari tingkat 1 (observasi prinsip dasar) hingga tingkat 9 (implementasi sistem di lingkungan yang sesungguhnya).
—
Jika customer development fokus pada adopsi dan pengembangan pasar, TRL fokus pada aspek kesiapan teknologinya. Kita dapat gunakan 2 kerangka tersebut secara bersama-sama sebagai teori perubahan pada program inkubasi / inovasi yang akan kita selenggarakan.
Namun tentu selain kedua kerangka tersebut, juga masih mungkin terdapat kerangka-kerangka lain yang dapat dijadikan acuan teori perubahan yang lebih sesuai untuk bidang inovasi yang dipilih.
Q: Bagaimana kesesuaian teori-teori perubahan di atas dengan bidang inovasi yang akan ditangani? Apakah ada referensi lain yang lebih sesuai?
Selamat mencari!